Suryavarman II Pendiri Angkor Wat yang Dikelilingi Parit
- Updated: Juni 21, 2024
Suryavarman II yang lahir pada abad ke-11 di Angkor (wilayah Kamboja sekarang) adalah raja dari Kerajaan Khmer yang berkuasa sejak tahun 1113 hingga 1150.
Suryavarman II adalah orang yang memerintahkan pembangunan Angkor Wat, kuil pemujaan yang dia tujukan untuk Dewa Wishnu dalam agama Hindu.
Selain keberhasilannya membangun Angkor Wat, Suryavarman II juga dikenal karena kepemimpinan militer dan kemampuannya membangun kembali pemerintahan yang kuat di kerajaannya.
Raja besar ini wafat sekitar tahun 1150.
Suryavarman II Menjadi Raja Khmer
Suryavarman berhasil mengalahkan lawannya dalam perebutan kekuasaan pada tahun 1113.
Dia dinobatkan menjadi raja dan gurunya, pendeta Divakarapandita, memimpin.
Suryavarman II berhasil menyatukan kembali kerajaannya setelah lebih dari lima puluh tahun terpecah.
Tidak hanya itu, Suryavarman II juga memperluas kerajaannya hingga meliputi wilayah yang kini menjadi bagian Thailand, Pagan di wilayah Burma, teluk Thailand, sebagian pantai timur semenanjung Malaya, hingga ke kerajaan Champa di wilayah Vietnam saat ini.
Raja yang Salih
Suryavarman II berbeda dari raja-raja Khmer lainnya dalam soal agama.
Sang Raja lebih memuja Dewa Wishnu dibandingkan Shiwa yang dipuja oleh raja-raja lainnya.
Suryavarman II menjadi pembaharu dengan memadukan pemujaan terhadap Wishnu dan Shiwa dan menjadikan Vaishnavism sebagai agama resmi di kerajaannya.
Pembangunan Angkor Wat
Suryavarman II memerintahkan pembangunan Angkor Wat pada awal masa pemerintahannya.
Pembangunannya belum selesai hingga saat kematiannya.
Meski begitu, Angkor Wat dianggap sebagai karya arsitektur terbaik Kerajaan Khmer.
Kuil terbesar di Kerajaan Khmer ini dibangun dengan dinding dan parit mengelilinginya.
Lima menara utamanya melambangkan gunung Meru, tempat tinggal para dewa Hindu.
Kuil ini juga dipenuhi pahatan yang menggambarkan Suryavarman II sebagai Dewa Wishnu.
Kuil itu juga dihiasi dengan 1.860 ukiran apsara atau para dewi.
Bangunan indah ini menjadi warisan Suryavarman II yang berdiri hingga kini.
(Mitha Yanuarti)