Sutan Syahrir Menderita Stroke Saat di dalam Penjara
- Updated: Juli 31, 2024
Sutan Syahrir dikenal sebagai seorang diplomat yang murah senyum dan ramah.
Kalangan jurnalis menyebutnya “The Smiling Diplomat”.
Sutan Syahrir adalah lulusan sekolah hukum di Amsterdam.
Sutan Syahrir kembali ke Indonesia pada tahun 1931 dan setahun kemudian menjadi Ketua PNI Baru.
Pada tahun 1934, Sutan Syahrir ditangkap pemerintah Belanda dan diasingkan ke Boven Digul.
Sutan Syahrir lalu dipindahkan ke Banda Neira (1936 – 1942), dan Sukabumi (1942).
Menjelang proklamasi kemerdekaan, Sutan Syahrir adalah orang pertama yang mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada 14 November 1945 Sutan Syahrir diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia pertama.
Di bidang diplomasi, Sutan Syahrir berperan penting dalam Perjanjian Linggarjati (15 November 1946) dan penghentian Agresi Militer Belanda.
Sutan Syahrir juga beberapa kali mewakili Indonesia di Sidang PBB di New York, AS.
Namun, karena berselisih paham dengan pemerintah, pada 16 Januari 1962, Sutan Syahrir bersama tokoh PSI dan Masyumi ditangkap.
Sutan Syahrir dipenjara dengan tuduhan palsu akan melakukan kudeta dan pembunuhan terhadap Presiden RI.
Di penjara, Sutan Syahrir menderita stroke.
Sutan Syahrir mengembuskan napas terakhirnya ketika berobat ke Swiss.
Lahir : Padangpanjang, Sumatera Barat, 1909
Wafat : Zurich, Swiss, 9 April 1966
- Kode Ebook PDF: 014
- File PDF: Download by email
- Donasi: Rp 30 ribu/Rp 50 ribu/Rp 100 ribu/ nominal lain
- Seri: Pengetahuan
- Judul: 100 Pahlawan Nusantara
- Penulis: Kak Nurul Ihsan
- Ilustrator: Uci Ahmad Sanusi
- Ukuran: 21 x 28 cm
- Isi: Full colour
- Tebal: iii + 53 hlm
- Penerbit: Cikal Aksara
- ISBN: 602-8526-34-7