Seri Komik Akhlak: Diserang Burung (1)

Loading

Kisah Abu Hurairah Menyelamatkan Anak Burung

Di zaman Rasulullah Muhammad SAW, ada seorang sahabat bernama Abu Hurairah yang sangat mencintai binatang, termasuk burung.

Dia sering memberi makan dan merawat burung-burung yang ada di sekitarnya.

Suatu hari, Abu Hurairah melihat sekelompok anak burung yang terjebak dalam sarang mereka yang terbakar.

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah baca-download-print-2500-ebook.jpg

Tanpa ragu, dia segera melompat untuk menyelamatkan mereka.

Dengan berani, Abu Hurairah memanjat pohon tempat sarang tersebut berada dan mulai meraih burung-burung kecil itu satu per satu.

Saat Abu Hurairah turun dengan burung-burung itu, Rasulullah melihatnya dan bertanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang kamu lakukan?”

ilustrasi seri mengenal islam sejak usia dini mengenal nabi dan rasul, Nabi Isa Pandai Menghidupkan Burung dari Tanah Liat
Abu Hurairah salah seorang sahabat nabi penyayang hewan. Ia pernah menyelamatkan anak burung di dalam sarangya yang terbakar di atas pohon. (Gambar: ebookanak.com/Uci Ahmad Sanusi)

Abu Hurairah menjawab, “Ya Rasulullah, aku melihat anak burung terjebak dalam sarang yang terbakar. Aku merasa kasihan dan tidak tega melihat mereka terluka, jadi aku menyelamatkan mereka.”

Baca juga:  Komik PDF: Ken Arok 2 Sang Prajurit

Rasulullah tersenyum dan berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat menghargai kebaikan dan rasa sayangmu terhadap makhluk-Nya. Engkau telah menunjukkan belas kasih dan perhatian yang mulia. Allah akan memberkahimu atas tindakanmu ini.”

Pesan Moral

Kisah ini menggambarkan bagaimana menyayangi dan merawat binatang merupakan perbuatan yang dianjurkan dalam agama Islam. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk memperlakukan makhluk hidup dengan kebaikan dan kasih sayang, termasuk binatang. Ketulusan Abu Hurairah dalam menyelamatkan anak burung tersebut menjadi contoh bagi umat Islam untuk mencintai dan menjaga ciptaan Allah dengan penuh kasih sayang.

Wallahu’alam bish shawabi. Hanya Allah Ta’ala yang Mahatahu yang sebenarnya.

error: Content is protected !!