Kisah Lengkap Ashabul Kahfi Menurut Ali bin Abu Thalib (5)

Loading

raja dikyanus dan enam menteri bijaksana

Dalam masa yang cukup lama, semua orang patuh kepada raja Diqyanius itu, sampai ia disembah dan dipuja.

Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah SWT.

Pada suatu hari perayaan ulang-tahunnya, raja Diqyaniuis sedang duduk di atas singgasana mengenakan mahkota di atas kepala, tiba-tiba masuklah seorang hulubalang memberi tahu, bahwa ada balatentara asing masuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan peperangan terhadap raja.

Demikian sedih dan bingungnya raja Diqyanius itu, sampai tanpa disadari mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala.

Kemudian raja itu sendiri jatuh terpelanting dari atas singgasana.

Salah seorang pembantu raja Diqyanius yang berdiri di sebelah kanan, seorang cerdas yang bernama Tamlikha, memperhatikan keadaan sang raja dengan sepenuh pikiran.

Baca juga:  Mukjizat Rasul Petir Menyambar Orang Durhaka

Tamlikha berpikir, lalu berkata di dalam hati, “Kalau Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya, tentu ia tidak akan sedih, tidak tidur, tidak buang air kecil, atau pun air besar. Itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan.”

Enam orang pembantu raja Diqyanius itu setiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat salah seorang dari mereka secara bergiliran.

Pada satu hari tibalah giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya.

Mereka berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha sendiri tidak ikut makan dan minum.

Teman-temannya bertanya, “Hai Tamlikha, mengapa engkau tidak mau makan dan tidak mau minum?”

“Teman-teman,” sahut Tamlikha, “hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur.”

Baca juga:  Layanan Penting Tetap Beroperasi Saat PSBB

Teman-temannya tambah penasaran, “Apakah yang merisaukan hatimu, hai Tamlikha?”

“Sudah lama aku memikirkan soal langit,” ujar Tamlikha menjelaskan.

“Aku lalu bertanya pada diriku sendiri, ‘siapakah yang mengangkatnya ke atas sebagai atap yang senantiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari atas dan tanpa tiang yang menopangnya dari bawah?”

“Siapakah yang menjalankan matahari dan bulan di langit itu? Siapakah yang menghias langit itu dengan bintang-bintang bertaburan?’ Kemudian kupikirkan juga bumi ini: ‘Siapakah yang membentang dan menghamparkannya di cakrawala? Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah, tidak goncang dan tidak miring?'”

“Aku juga lama sekali memikirkan diriku sendiri: ‘Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku? Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku? Semuanya itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius’…”

Baca juga:  Mengenal Kalimat Thayyibah (9)

Sumber dan Kontributor

  • Editor: Kak Nurul Ihsan
  • Gambar: www.ebookanak.com
  • Sumber: kalam.sindonews.com

Abadikan hartamu dengan donasi sedekah jariyah membantu kemajuan ebookanak.com berkhidmat untuk umat. Klik di sini.

Cloud Hosting Partner:

Jasa Penerbitan Buku
Naskah/Ilustrasi/Komik/Layout Desain/Cetak
WA: 0815 6148 165
Telp: (022) 87824898
e-mail: cbmagency25@gmail.com
Jl. Raden Mochtar III, No. 126, Sindanglaya,
Bandung, Jawa Barat 40195

jasa ilustrasi, komik, layout/setting, dan desain grafis.

Kak Nurul Ihsan adalah Inisiator Gerakan Indonesia Cerdas Literasi, Ketua Yayasan Sebaca Indonesia, Founder www.ebookanak.com, owner jasa penerbitan buku CBM Studio, serta Kreator 500 buku anak yang sudah aktif berkarya sejak 1991 hingga sekarang.

Loading

error: Content is protected !!