Utsman bin Affan Memperluas Masjidil Haram
- Updated: April 9, 2024
Utsman bin Affan hijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia) ketika kaum kafir Quraisy melakukan penyiksaan terhadap umat muslim.
Utsman bin Affan hijrah bersama-sama dengan Abu Khudzaifah, Zubair bin Awwam, Abdurahman bin Auf, dan lainnya.
Kemudian datang perintah Rasulullah saw. untuk hijrah ke Madinah.
Tanpa banyak berpikir, Utsman bin Affan meninggalkan harta kekayaannya, usaha dagangnya, dan rumahnya untuk memenuhi panggilan Allah swt. dan Rasul-Nya.
Pada peristiwa Hudaibiyah, Rasulullah saw. mengutus Utsman bin Affan untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah.
Rasulullah saw. meminta Utsman bin Affan untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah haji di Ka?bah, lalu setelah itu akan segera kembali ke Madinah.
Mereka datang untuk beribadah dan bukan untuk berperang dengan penduduk Mekkah.
Suasana sempat tegang ketika Utsman bin Affan tak kunjung kembali.
Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan, yakni ikrar bersiap mati bersama untuk menyelamatkan Utsman bin Affan.
Untungnya pertumpahan darah tidak sampai terjadi.
Utsman bin Affan akhirnya kembali dengan selamat dan Abu Sofyan juga mengutus Suhail bin Amir untuk berunding dengan Rasulullah saw..
Hasil perundingan itu dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab wafat.
Waktu itu usia Utsman bin Affan 70 tahun.
Masa kepemimpinan?Utsman bin Affan disebut sebagai masa yang paling makmur dan sejahtera.
Konon rakyat sampai pergi haji berkali-kali.
Dan karena semakin ramainya umat muslim yang pergi haji, Utsman bin Affan kemudian memperluas Masjid al-Haram (Mekkah) dan Masjid Nabawi (Madinah).
Utsman bin Affan juga mencetuskan gagasan polisi keamanan untuk rakyat dan membuat tempat khusus untuk mengadili suatu perkara.
Karena biasanya suatu perkara akan diadili di mesjid. ?
Pemuda yang Dicintai Langit dan 19 Kisah Penuh Hikmah Sahabat Rasulullah
- Ebook: Gratis
- Buku cetak: Rp 38.000
- Penulis: Dwi Rahayu
- Ilustrasi: Inner Child
- Ukuran: 21 x 28 cm
- Tebal: 72 halaman
- Penerbit: Anak Kita
- ISBN: 602-9003-57-7
Perjuangan Rasulullah Muhammad saw. dalam menyebarkan agama Islam tidaklah mudah.
Beliau harus menghadapi berbagai halangan dan tentangan dari orang-orang kafir.
Namun, beliau tidak sendirian.
Ada para sahabat yang bersedia mempertaruhkan nyawa berjuang di sisi beliau.
Para sahabat itu menjadi tambahan kekuatan Rasulullah dalam menghadapi orang-orang kafir.
Yuk, kita mengenal kisah para sahabat dan perjuangan mereka membela Islam.
Kisah-kisah yang bisa kamu temukan dalam buku ini, di antaranya:
- Abu Bakar As-Siddiq Sang Hamba Kabah
- Umar bin Khattab Sang pembeda
- Utsman bin Affan Sang pemimpin dermawan
- Ali bin Abi Thalib Pemuda cerdas dan pemberani
- Aisyah Binti Abu Bakar wanita termulia di Surga
- Abdullah Bin Umar insan berkawan malam
- Abdurrahman Bin ?Auf saudagar Paling dermawan
- Khalid Bin Walid ahli bersiasat militer
- Thufail Bin Amr Ad-Dausi Cemeti bercahaya
- Abdullah bin Ummi Maktum pejuang buta pemberani
- Ja?far Bin Abi Thalib Ayah orang-orang Miskin
- Abdullah Bin Abbas sang bayangan Rasulullah
- Abu Darda? sahabat paling akhir masuk islam
- Hudzaifah Bin Yaman teguh menjaga rahasia
- Zaid Bin Tsabit juru tulis Rasulullah
- Sa?ad Bin Abi Waqqash anak yang amat berbakti pada sang bunda
- Bilal Bin Rabah orang pertama yang mengumandangkan azan
- Thalhah Bin Ubaidillah kebaikan dan kebajikan
- Uwais Al Qarni pemuda yang dicintai langit
- Abdullah Bin Hudzafah rela mati 1000 kali demi iman
Selain menarik dan perlu diketahui, kisah-kisahnya juga hikmah dan keteladanan dari para sahabat pejuang Islam yang patut dicontoh.