Kenapa Nabi Ibrahim Menamai Putranya, Ishak?
- Updated: Oktober 3, 2023
- Download full ebook Kak Nurul Ihsan
- Karya Kak Nurul Ihsan dan tim ebookanak.com
- Download dengan donasi
- WA: 0815 6148 165
Tiga Orang Tamu
Setelah Siti Sarah agak lanjut usia, Nabi Ibrahim mendapat wahyu, bahwa Siti Sarah akan melahirkan seorang anak.
Allah mengirim tiga orang utusannya untuk memberitahu kabar gembira tersebut kepada Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim yang menerima ketiga tamu tersebut, sedangkan Siti Sarah diam di balik tirai.
Kemudian, salah satu tamu tersebut mengabarkan kepada Nabi Ibrahim, bahwa Siti Sarah yang akan melahirkan seorang anak.
Siti Sarah mendengar hal tersebut malah tertawa.
Siti Sarah merasa ragu dengan wahyu tersebut.
Siti Sarah berkata, “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan seorang anak, padahal aku sudah tua?”
“Suamiku pun sudah tua, sesungguhnya ini sesuatu yang sangat aneh,” kata Siti Sarah tak percaya.
Para malaikat berkata, “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Itu adalah rahmat Allah.“
Siti Sarah Mengandung
Kemudian, ketiga tamu tersebut berpamitan meninggalkan Nabi Ibrahim dan Siti Sarah.
Tidak lama kemudian, Siti Sarah pun mengandung.
Setiap hari, Siti Sarah tertawa bahagia karena akan memperoleh seorang anak.
Kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Ishak, yang artinya tertawa.
Siti Sarah ingin Siti Hajar dan Ismail dijauhkan dari keluarga mereka di Palestina.
Kemudian, Allah memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim untuk memenuhi keinginan Siti Sarah.
Akhirnya, Nabi Ibrahim pun memutuskan untuk menjauhkan Siti Hajar dan Ismail.
Namun, Nabi Ibrahim belum tahu tempat yang akan mereka tuju.
Nabi Ibrahim belum berencana di mana dia akan menitipkan Siti Hajar dan Ismail.
Dengan penuh ketawakalan kepada Allah, Nabi Ibrahim bersama Siti Hajar dan Ismail pergi meninggalkan rumah.
Nabi Ibrahim sama sekali tidak tahu ke mana mereka akan pergi.
Nabi Ibrahim hanya berserah diri kepada Allah, bahwa Allah akan memberi arah kepada binatang tunggangannya.
Unta Nabi Ibrahim pun berjalan, keluar masuk lautan padang pasir dan padang terbuka.
Matahari membakar kulit Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail.
Angin kencang menghambur-hamburkan debu pasir kian kemari.
Setelah berminggu-mingggu berada dalam perjalanan jauh yang melelahkan, Nabi Ibrahim dan rombongnan pun tiba di Mekah.
Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Mekah, dengan hanya dibekali makanan dan minuman.
Di daerah itu tidak ada tumbuhan, tidak ada air yang mengalir, yang terlihat hanya batu dan pasir kering.
(QS. Hud: 71-73)
(ebookanak.com)
Kontributor:
- Penulis: Rani Yulianti
- Penyunting: Nurul Ihsan
- Ilustrator: Dini Tresnadewi dan Aep Saepudin
- Desainer dan layouter: Jumari, Nurul Ihsan
- Penerbit: Erlangga For Kids (Jakarta, Indonesia)