Cara Setan Menggoda Nabi Zulkifli as
- Updated: Februari 5, 2024
Nabi Ayyub as memiliki seorang putra, bernama Basyar.
Basyar merupakan putra Nabi Ayyub as yang memiliki kesabaran.
Pada suatu hari, raja yang sudah tua mengumumkan sesuatu.
Raja itu merasa sudah tidak berdaya memimpin kerajaan dan mencari pengganti dirinya.
Raja itu akan menyerahkan kekuasaannya kepada orang yang beriman kepada Allah SWT dan bertanggung jawab dalam menjalankan amanat umat.
Raja mengumpulkan rakyatnya untuk memilih siapa yang pantas menjadi raja.
Di hadapan rakyatnya, raja berkata, “Siapakah di antara kalian yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari serta senantiasa bersabar?”
“Kepada orang itulah aku akan menyerahkan kerajaan ini,” tantang raja.
Berdirilah seorang pemuda bernama Basyar yang tidak lain adalah putra Nabi Ayyub as.
Basyar berkata, “Saya tuanku.”
“Siapa di antara kalian yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari serta senantiasa bersabar?” tanya raja mengulangi lagi pertanyaannya.
“Kepadanya akan kuserahkan kerajaan ini,” lanjut raja menegaskan.
Basyar berdiri lagi dan berkata, “Saya sanggup Tuanku.”
Raja pun mengulangi pertanyaannya sampai beberapa kali dan berulang-ulang pula Basyar berdiri dan menyatakan dirinya sanggup.
Sementara itu, di antara rakyatnya yang lain tidak ada yang menyanggupi syarat raja tersebut.
Akhirnya, raja menyerahkan kerajaannya kepada Basyar.
Kemudian, Basyar dikenal dengan Nabi Zulkifli as yang artinya orang yang sanggup memegang janji.
Setelah menjadi raja, Nabi Zulkifli as mengatur antara waktu tidurnya dan mengatur umatnya.
Siang hari, Nabi Zulkifli as berpuasa dan malam hari Nabi Zulkifli beribadah kepada Allah SWT.
Pada suatu malam, Nabi Zulkifli as hendak pergi tidur.
Tiba-tiba, datang setan yang menyerupai seorang tamu yang akan mengadukan persoalannya kepada Nabi Zulkifli as.
Karena hendak tidur, Nabi Zulkifli as menyerahkan urusan tersebut kepada wakilnya.
Namun, setan itu bersikeras ingin bertemu langsung dengan Nabi Zulkifli as.
Dia memaksa Nabi Zulkifli as yang harus menyelesaikan persoalannya.
Nabi Zulkifli as tidak marah kepada tamu tersebut.
Nabi Zulkifli tetap sabar menghadapi tamu yang sebenarnya adalah setan yang akan menggodanya.
QS. Al Anbiya: 85-86
Kontributor:
- Penulis: Rani Yulianti
- Penyunting: Nurul Ihsan
- Ilustrator: Dini Tresnadewi dan Aep Saepudin
- Desainer dan layouter: Jumari, Nurul Ihsan
- Penerbit: Erlangga For Kids (Jakarta, Indonesia)