Dongeng 101 Negara: Gadis Menjadi Pohon (Afrika Tengah/Bangui)

Loading

10 menit kumpulan dongeng teladan ilustrasi daun pohon yang sombong dan jasa akar pohon yang terlupakan
  • Judul: Gadis Menjadi Pohon
  • Negara: Afrika Tengah (Bangui)
  • Seri: Dongeng 101 Negara
  • Ulang kisah oleh: Kak Nurul Ihsan

Pada suatu hari, ada puluhan gadis turun ke sungai, mereka mandi dan bermain di sungai itu.

Kedua puluh gadis itu semuanya merupakan kakak beradik.

Tanpa mereka sadari seorang pria datang dan mulai mengintip para gadis itu.

Pria itu duduk di atas pakaian salah seorang gadis yang sedang mandi itu.

Gadis itu bernama Tetuka.

Dalam hati pria itu berkata, “ Siapapun yang memilki baju ini, maka ia harus membawakan aku sebuah duri.”

Akhirnya Tetuka yang memiliki pakaian itupun datang dan meminta bajunya, seperti yang dikatakan pria itu, maka Tetuka itu pun datang dan menyerahkan duri pada pria itu.

Tapi apa yang terjadi, saat Tetuka memberikan duri pada pria itu, tiba-tiba duri itu ditusukkan pada tubuh Tetuka.

Lalu pria itu mengangkat Tetuka dan melemparkannya ke udara.

Ketika Tetuka jatuh, tiba-tiba keajaiban terjadi.

Tetutaka mendadak berubah menjadi sebuah pohon duri yang akarnya menancap ke dalam tanah.

Baca, download, dan print konten ebook anak bergambar di elibrary.id dengan donasi sesuai kemampuan.

Baca, download, dan print konten ebook anak bergambar di elibrary.id dengan donasi sesuai kemampuan.

Ternyata kejadian itu dilihat oleh adik Tetuka.

Adiknya ketakutan setelah mengetahui apa yang terjadi pada Tetuka.

Tetapi adik Tetuka malah pergi dan tidak mau menolong pada kakaknya.

Meskipun sang kakak berteriak meminta tolong, adiknya tetap saja pergi.

Hingga pada suatu hari ada seorang dewa, yang bernama Heiseb.

Ia berjalan melewati pohon duri penjelmaan Tetuka.

Tetuka kemudian berteriak memanggil-manggil Dewa Heiseb meminta tolong.

Lalu Dewa Heiseb menghampiri pohon duri Tetuka, dan memintanya untuk menceritakan kejadian yang sudah menimpanya.

Akhirnya pohon duri Tetuka itu pun bercerita sambil menangis.

Lalu Dewa Heiseb menanyakan, “Di manakah kesembilan belas saudaramu itu?”

Pohon Duri Tetuka menjawab, “Aku tidak tahu dewa, mereka meninggalkan aku begitu saja.”

Lalu Heiseb, sang Dewa itu melihat ada seekor banteng yang lewat.

Ia memerintahkan Pohon Duri Tetuka untuk menyentuh tanduk banteng itu dan melihat di mana saudara-saudaranya itu berada.

Baca juga:  Anna dan Peri Keju

Meskipun takut, Pohon Duri Tetuka itu tetap mencobanya.

Dan memang benar, melalui tanduk banteng, Pohon Duri Tetuka bisa melihat keberadaan saudara-saudaranya yang meninggalkannya saat kejadian itu.

Pohon Duri Tetuka berniat untuk menemui kakaknya, tapi ia merasa takut karena tidak mengetahui di mana tempat itu berada.

Akhirnya Sang Dewa pun menemani Pohon Duri Tetuka.

Akhirnya Dewa Heiseb dan Pohon Duri Tetuka itupun menemukan saudara-saudaranya.

Dewa Heiseb bertanya kepada mereka, “Apakah kalian tahu siapakah orang yang mengubah kakakmu ini menjadi pohon?”

Mereka menjawab, “kami tidak tahu.”

Padahal salah satu dari mereka mengetahuinya, tetapi tetap menjawab tidak tahu.

Akhirnya Dewa Heiseb meminta salah satu dari mereka untuk melepas bajunya dan meletakkannya di atas batu, kemudian wanita itu masuk ke dalam air.

Sementara yang lainnya, berjaga-jaga untuk mengetahui siapakah yang mencuri baju kakaknya dan mengubahnya menjadi pohon berduri.

Memang benar, saat itu muncullah seorang pria dan duduk di atas pakaian gadis tadi.

Seperti sebelumnya, ia meminta duri untuk memberikan pakaian gadis itu.

Sebelum gadis itu memberikan duri pada pria itu, Dewa Heiseb muncul dan berkata, “Kami tidak memiliki duri, tapi kami memiliki sesuatu yang lebih tajam dari duri.”

Ternyata yang dimaksud sesuatu yang lebih tajam dari duri itu adalah saudara si gadis Tetuka.

Dewa Heiseb juga berkata, “Ternyata tidak semua saudara itu baik kepada kita, maka kita harus berhati-hati.”

Akhirnya gadis itu menangis dan menyesali perbuatannya karena telah membiarkan kakaknya menderita, dan bersikap seolah-olah tidak tahu.

Pesan moral:

Kita harus menolong siapapun yang sedang memerlukan pertolongan, dan kita juga harus peduli pada siapapun yang sedang mengalami musibah.

The Girl Who Turned Into a Tree

One day, dozens of girls went down to the river, they bathed and played in the river.

Baca juga:  Kata Rasulullah Bacalah Basmalah dan Doa Sebelum Berpakaian

The twenty girls were all sisters.

Without them noticing a man came and started peeking at the girls.

The man sat on the clothes of one of the girls who were taking a bath.

The girl’s name was Tetuka.

In his heart the man said, “Whoever has this shirt, then he must bring me a thorn.”

Finally Tetuka who had the clothes came and asked for her clothes, as the man had said, so the Tetuka came and handed the thorns to the man.

But what happened, when Tetuka gave the man a thorn, suddenly the thorn was stabbed into Tetuka’s body.

Then the man lifted Tetuka and threw her into the air.

When Tetuka fell, suddenly a miracle happened.

Tetutaka suddenly turned into a thorn tree whose roots stuck into the ground.

It turned out that the incident was seen by Tetuka’s sister.

His sister was scared after knowing what happened to Tetuka.

But Tetuka’s sister went instead and didn’t want to help her brother.

Even though the older brother screamed for help, the younger brother still went.

Until one day there was a god, named Heiseb.

He walked past the thorn tree incarnation of Tetuka.

Tetuka then screamed for the Heiseb God for help.

Then God Heiseb approached the Tetuka thorn tree, and asked him to tell what had happened to him.

Finally, the Tetuka thorn tree told a story while crying.

Then God Heiseb asked, “Where are your nineteen brothers?”

The Tetuka Thorn Tree replied, “I don’t know the gods, they just left me.”

Then Heiseb, the God, saw a bull passing by.

He ordered the Tetuka Thorn Tree to touch the bull’s horns and see where his brothers were.

Even though he was afraid, the Tetuka Thorn Tree still tried it.

Baca juga:  Jangan Makan dan Minum di Kamar Mandi

And it’s true, through the bull’s horns, the Tetuka Thorn Tree could see the whereabouts of its siblings who left it at the time of the incident.

Tetuka Thorn Tree intended to meet her sister, but she was afraid because she didn’t know where it was.

Finally, the God accompanied the Tetuka Thorn Tree.

Finally, God Heiseb and the Tetuka Thorn Tree found their siblings.

God Heiseb asked them, “Do you know who is the person who turned your brother into a tree?”

They replied, “we don’t know.”

Even though one of them knew about it, but still said he didn’t know.

Finally God Heiseb asked one of them to take off his shirt and put it on a rock, then the woman went into the water.

While the others, are on guard to find out who stole his sister’s clothes and turned them into a thorn tree.

It’s true, at that time a man appeared and sat on the girl’s clothes.

As before, he asked the thorns to give the girl’s clothes.

Before the girl gave the man a thorn, the god Heiseb appeared and said, “We don’t have thorns, but we do have something sharper than thorns.”

It turned out that what meant something sharper than the thorns was the girl Tetuka’s brother.

God Heiseb also said, “It turns out that not all brothers are kind to us, so we have to be careful.”

Finally the girl cried and regretted what she had done for letting her brother suffer, and acted as if she didn’t know.

Moral message:

We must help anyone who is in need of help, and we must also care for anyone who is experiencing a disaster.

error: Content is protected !!