Tiga Nasihat Bunda

Loading

Mereka harus pergi ke ujung negeri yang sangat jauh dan tandus.

Pangeran Kamal, Pangeran Kamil, dan Pangeran Khalis mendapat tugas istimewa dari Ratu Alma.

Mereka harus pergi ke ujung negeri yang sangat jauh dan tandus.

Sebelum pergi, Ratu Alma berpesan, “Patuhi perkataan Bunda. Jangan kalian menyeberangi sungai. Jangan naik ke atas pohon, dan ambillah batu berwarna putih.”

Ketiganya mengangguk dan berangkat.

Di tepi padang tandus, mengalir sungai kaca yang jernih.

Tiba-tiba, Pangeran Khalis melihat sebuah permata yang amat indah di seberang sungai.

Ia ingin mengambilnya.

“Jangan,” larang Pangeran Kamal.

“Ingat nasehat Bunda. Kau bisa celaka jika menyeberangi sungai ini.”

Tapi, Pangeran Khalis tidak peduli.

Ia menyeberang dan berhasil mengambil permata indah itu.

Baca juga:  Dari Nyamuk Sampai Putri Raja (Cerita Rakyat Nusantara dari Kalimantan Selatan)

Ternyata, kilau permata itu menarik perhatian kawanan perampok.

Mereka merampas batu permata itu.

Tangan Pangeran Khalis terluka akibat sabetan pedang perampok.

Ia pun terpaksa kembali ke istana.

Tinggallah Pangeran Kamal dan Pangeran Kamil menyeberangi padang tandus.

Mereka lelah dan lapar.

Tapi, tidak ada apapun yang bisa dimakan selain bekal mereka.

Tiba-tiba mereka melihat sebuah pohon rindang.

Buah di atas pohon itu besar-besar, merah, dan ranum.

Betapa inginnya kedua pangeran itu mengambilnya.

Namun, Pangeran Kamal teringat pesan sang Bunda.

Ia menahan diri.

Sedangkan Pangeran Kamil memanjat pohon itu dan memakan buahnya sampai puas.

Tidak lama kemudian, Pangeran Kamil merasa sakit perut yang amat sangat sehingga ia tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Baca juga:  Baba Kabur dari Rumah: Baba Jatuh Terpeleset

Tinggallah Pangeran Kamal sendiri.

Pangeran Kamal tiba di tengah padang berbatu besar.

Di sana, ia melihat batu berwarna putih yang amat besar.

Batu itu pasti sangat berat.

Tapi, ia teringat nasehat terakhir Ratu Alma.

Maka, dibawanya batu putih itu ke istana.

Ratu Alma menyambut anak-anaknya dengan senyuman.

Ia membelah batu putih yang dibawa Pangeran Kamal.

Ternyata, batu itu berisi buku pengetahuan.

Ratu Alma menyerahkannya kepada Pangeran Kamal.

“Kau telah mematuhi semua nasehat Bunda, Nak. Kau pantas menerima buku ini dan menjadi penerus takhta kerajaan,” kata Ratu Alma.

Pangeran Kamal menerimanya dengan takzim.

Ia bersyukur telah berhasil mengikuti nasehat sang Bunda.

Baca juga:  Kata Nabi, Ampunan di Malam Lailatul Qadar

(Tamat)

Pesan moral:

Dengarkan dan patuhi nasehat orangtua agar hidupmu ada dalam keselamatan dan keberkahan.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka, Jakarta, Indonesia
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!