Putri Lila dan Sop Istimewa

Loading

koki istana pun mengakui kehebatan Putri Lila dalam memasak.

Putri Lila sangat pandai memasak.

Ia sering menjuarai perlombaan memasak.

Hasil masakannya juga selalu disajikan di depan tamu istana.

Semua tamu memuji masakannya yang lezat.

Bahkan, koki istana pun mengakui kehebatan Putri Lila dalam memasak.

Rasanya, masakan Putri Lila adalah makanan terlezat di seluruh kerajaan.

Suatu hari, Putri Lila mendengar kabar.

Di dekat Desa Hijau, ada seorang ibu pembuat sop yang istimewa.

Sop itu sangat lezat. Menurut orang yang pernah memakannya, kelezatan sopnya menempel di lidah.

Sop itu juga membuat senang perasaan orang yang memakannya.

Putri Lila penasaran.

Ia ingin tahu resep sop yang istimewa itu.

Ia pun pergi ke Desa Hijau.

Baca juga:  Kejayaan Angkatan Laut Islam pada Masa Khalifah Utsman bin Affan

Ia menyamar menjadi gadis biasa yang sedang mencari kerja.

Diketuknya pintu rumah pembuat sop istimewa itu.

“Nyonya, aku sedang mencari pekerjaan dan tempat tinggal. Izinkan aku bekerja di rumahmu,” kata Putri Lila.

Si pemilik rumah menjawab, “Tapi aku orang miskin. Aku tidak bisa menggajimu.”

Putri Lila menjawab kalau ia tidak keberatan dibayar dengan makanan.

Maka, Putri Lila pun bekerja di rumah itu.

Setiap hari, Putri Lila memerhatikan cara ibu pembuat sop itu memasak.

Seminggu sudah berlalu, tapi Putri Lila tidak menemukan rahasia yang membuat sop itu istimewa.

Bahan sop itu hanya sayur-mayur biasa.

Panci tempat memasaknya juga sudah usang.

Cara memasak sop itu pun biasa saja.

Baca juga:  Bayi dari Sungai (Cerita Rakyat Nusantara dari Kalimantan Timur)

Karena penasaran, Putri Lila menanyakan keistimewaan resep sop itu kepada si Ibu.

Perempuan itu tersenyum, “Aku tidak mempunyai resep istimewa, Nak. Ini hanya sop biasa.”

Tapi, Putri Lila tidak percaya.

“Mana mungkin resep biasa bisa selezat ini,” katanya.

Si Ibu berkata, “Benar, Nak. Ini hanya sop biasa yang kumasak dengan hati yang gembira. Aku senang memasak sop ini untuk anak-anakku, juga untuk tetanggaku. Aku senang jika mereka menyukai masakanku.”

Putri Lila mengangguk-angguk.

Kini ia paham mengapa sop itu terasa istimewa.

Sebab, si Ibu memasaknya dengan hati yang tulus dan gembira.

Bukan karena ingin dipuji atau ingin menang.

Putri Lila berterima kasih atas pelajaran istimewa yang didapatnya dari ibu pembuat sop.

Baca juga:  Setan Kecil dan Pertapa (Dongeng Italia)

(Tamat)

Pesan moral:

Lakukan tugasmu dengan tulus dan senang hati karena hal itu akan membuat hasil kerjamu lebih istimewa.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka, Jakarta, Indonesia
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!