Putri Bisu dan Burung Bulbul

Loading

Putri bisu duduk diam di dalam kamarnya.

Di suatu negeri yang indah, hiduplah Putri Bisu.

Sebenarnya ia bisa bicara, tapi sang Putri lebih suka membisu.

Ia mengenakan kerudung berlapis-lapis untuk menutupi kecantikan wajahnya dan duduk diam di dalam kamarnya.

Sudah berbagai cara dilakukan raja untuk membuat putrinya bicara, tapi selalu gagal.

Akhirnya, raja mengadakan sayembara.

Siapa yang bisa membuat Putri Bisu bicara, ia akan mendapatkan hadiah yang besar.

Di negeri itu juga hidup seorang pemburu yang miskin.

Suatu hari ia berhasil memanah seekor burung bulbul hingga terluka.

Sang pemburu kasihan melihatnya.

Ia pun merawat burung bulbul itu hingga pulih kembali.

Burung bulbul ingin membalas budi si pemburu.

Baca juga:  Konser Musik Putri Keisya

“Ikutilah sayembara raja, wahai Pemburu,” kata burung bulbul sambil membisikkan sebuah rencana untuk memenangkan sayembara itu.

Pemburu pun mengangguk setuju.

Keesokan harinya, Pemburu pergi ke istana raja dan memohon izin untuk mengikuti sayembara.

Ia membawa serta burung bulbul di dalam jubahnya.

Di dalam kamar sang Putri, Pemburu melepaskan burung bulbul.

Putri tidak melihat hal itu karena pandangannya terhalang oleh kerudungnya yang berlapis-lapis.

Pemburu menyapa sang Putri, tapi tidak dijawab.

Maka, Pemburu pun pura-pura menyapa dinding.

Burung bulbul berpura-pura menjadi dinding yang bisa bicara.

Burung bulbul menceritakan kisah tiga orang pemuda yang berusaha menyelamatkan seorang putri.

Kemudian, Pemburu dan burung bulbul berdebat tentang pemuda yang paling berjasa menyelamatkan putri.

Baca juga:  Tak Pernah ke Laut

Pemburu membela pemuda pertama, sedangkan burung bulbul membela pemuda ketiga.

Perdebatan seru itu mengusik Putri Bisu.

Ia tidak tahan lagi ingin menyuarakan pendapatnya.

“Kalian memang tidak berpikir baik!” bentak Putri Bisu.

“Tentu saja yang paling berjasa adalah pemuda kedua. Coba kalian pikirkan baik-baik,” katanya lagi.

Pemburu tersenyum lebar.

Ia dan burung bulbul telah berhasil membuat Putri Bisu bicara.

Raja pun amat senang mendengar putrinya berbicara.

Sesuai janji raja, Pemburu mendapatkan banyak hadiah yang membuat hidupnya sejahtera.

Kini, Pemburu dan Putri Bisu menjadi sahabat baik.

(Tamat)

Pesan moral: Kebaikan seseorang suatu saat nanti akan mendapatkan balasan kebaikan pula.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka, Jakarta, Indonesia
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!