Putih Salju dan Kurcaci

Loading

Rambutnya sehitam jelaga

Putih Salju adalah gadis yang sangat cantik.

Seperti namanya, kulitnya putih dan halus.

Bibirnya semerah apel dan rambutnya sehitam jelaga.

Sayang, Putih Salju sombong dan senang membanggakan kecantikannya.

Setiap hari ia berkaca dan mengagumi dirinya.

Agar Putih Salju sadar, Ratu mengirimnya ke hutan.

Ia harus tinggal dengan para kurcaci yang kerdil.

Betapa terkejutnya para kurcaci ketika melihat Putih Salju.

“Kau begitu jelek,” kata Si Murung.

“Kulitmu terlalu pucat,” kata Si Pemarah.

“Kau terlalu tinggi dan hidungmu sangat kecil,” kata mereka lagi.

Betapa kagetnya Putih Salju.

Bagaimana mungkin ia dianggap jelek.

Tapi, apa yang bisa dilakukannya.

Putih Salju harus tinggal bersama mereka.

Baca juga:  Kawat Emas dari Sungai (Cerita Rakyat Nusantara dari Kalimantan Barat)

Putih Salju membantu para kurcaci membersihkan rumah, juga memasak untuk mereka.

Setiap malam, ia mengobrol bersama mereka.

Ternyata, para kurcaci adalah orang-orang yang ramah dan menyenangkan.

Mereka menghibur Putih Salju dengan lagu yang gembira.

Tinggal bersama para kurcaci membuat Putih Salju sadar.

Ternyata, kecantikan bukanlah hal yang utama.

Lebih penting lagi memiliki kecantikan hati.

Putih Salju yang jelita saja dianggap jelek oleh para kurcaci.

Bagi mereka, gadis yang cantik adalah gadis kurcaci yang kerdil, berhidung besar, dan berkulit gelap.

Ratu memanggil Putih Salju kembali ke istana.

Kini, Putih Salju berubah menjadi gadis yang manis dan baik hati.

Kecantikannya bertambah karena perilakunya yang baik.

Baca juga:  Cahaya Briti Matahari Panas Sekali (11)

Putih Salju sangat berterima kasih kepada para kurcaci yang menolongnya.

Ia tetap bersahabat baik dengan mereka.

Pesan moral: Kecantikan hati lebih utama dibandingkan kecantikan fisik.

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!