Pangeran Hazim dan Laba-laba Emas

Loading

Pangeran Hazim ingin mencari kebahagiaan hidup yang sejati.

Pangeran Hazim tinggal di istana yang indah bersama keluarga yang menyenangkan.

Namun, ia tidak puas dengan hidupnya.

Pangeran Hazim ingin mencari kebahagiaan hidup yang sejati.

Untuk itulah ia bertekad mencari laba-laba emas yang akan mengantarkannya mencapai impian.

Berbulan-bulan Pangeran Hazim mencari laba-laba emas itu sampai akhirnya?

Ia menemukannya di tepi hutan lebat.

“Aku tahu apa yang kau cari, tapi tidak mudah untuk mencapainya,” kata laba-laba emas itu sambil menuntun Pangeran Hazim ke dalam hutan lebat.

Untuk menerobos hutan itu, Pangeran Hazim harus membabat batang pohon yang besar dan berduri tajam.

Ia hanya makan dedaunan yang tidak membuat kenyang.

Semua kesulitan itu dilaluinya dengan tabah.

Baca juga:  Singa Jatuh Cinta pada Gadis Petani

Pangeran Hazim bertekad untuk menemukan kebahagiaan sejatinya.

Lepas dari hutan lebat, laba-laba emas menuntunnya melewati gurun tandus yang panas.

Rasa haus dan lapar harus ditahan Pangeran Hazim selama perjalanan yang berat itu.

Jurang yang dalam, tebing yang curam, dan derasnya air sungai sudah dilalui Pangeran Hazim.

Tapi, perjalanannya belum juga berakhir.

“Begitu beratkah untuk mencapai kebahagiaan?” tanya sang Pangeran dalam hati.

“Perjalananmu hampir berakhir. Masuklah ke gua ini. Di ujung sana, kau akan menemukan kebahagiaanmu. Tapi ingatlah, naga hijau raksasa menjaga gua ini,” kata laba-laba emas.

Pangeran Hazim kembali bersemangat.

Dimasukinya gua gelap itu dengan gagah berani.

Api naga hijau hampir menghanguskannya.

Baca juga:  Susu Persembahan untuk Ular (Dongeng India)

Untunglah Pangeran Hazim dapat melawannya dengan pedang dan tamengnya.

Di ujung gua, Pangeran Hazim melihat cahaya.

Betapa terkejutnya Pangeran Hazim ketika tiba di mulut gua.

Di luar sana ia melihat negerinya. Laba-laba emas tersenyum bijak, “Pangeran, kebahagiaan sejatimu ada di negerimu. Di tengah keluarga dan rakyatmu. Pergilah kepada mereka dan pimpin rakyatmu dengan bijak.”

Pangeran Hazim akhirnya sadar.

Ia pun segera turun menuju negeri dan keluarga yang dicintainya.

(Tamat)

Pesan moral: Kita suka lupa pada kebahagiaan sejati yang ada pada keluarga kita yang hidup rukun dan saling mencintai.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti dan Kak Nurul Ihsan
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka (Jakarta, Indonesia) dan Penerbit Edukid Distributors Sdn. Bhd (Malaysia)
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com
Baca juga:  Serigala yang Baik Hati
jasa penerbitan buku online dan offline.

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!