Pangeran Buruk Rupa dan Gadis Buta

Loading

Mereka takut pangeran buruk rupa akan marah dan menerkam.

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pangeran tampan yang dikutuk.

Bulu tebal tumbuh di seluruh tubuhnya.

Gigi taring dan cakar yang tajam muncul.

Pangeran itu berubah seperti binatang buas.

Tidak ada orang yang berani mendekatinya.

Mereka takut ia akan marah dan menerkam.

Pangeran buruk rupa kini hidup kesepian.

Suatu hari, penduduk sebuah desa mengejarnya dan melemparinya dengan batu.

Sang Pangeran terluka dan jatuh di dekat sebuah gubuk.

Tiba-tiba, pintu gubuk terbuka.

Seorang gadis keluar.

Ia menghampiri Pangeran Buruk Rupa.

“Oh, kau terluka?” kata gadis itu.

Dibimbingnya pangeran masuk ke gubuk.

Ia mengobati luka-lukanya dan memberinya makan.

Ketika berhadapan, Pangeran Buruk Rupa melihat mata gadis itu buta.

Baca juga:  Permaisuri Raja Mengandung

Pantas ia tidak takut kepadaku, pikirnya.

Pangeran Buruk Rupa membantu si gadis buta mencari makan di hutan.

Saat malam, ia berjaga di depan gubuk.

Begitu terus hingga luka-lukanya sembuh.

Sekarang ia akan meneruskan perjalanannya.

“Terima kasih sudah menolongku,” kata si pangeran.

“Aku ini makhluk buas yang bisa membahayakanmu. Aku tidak bisa terus tinggal di sini. Penduduk desa akan memusuhimu,” katanya lagi.

Betapa terkejutnya pangeran karena si gadis ternyata sudah mengetahui hal itu.

“Aku memang buta, tapi aku bisa mengenali orang yang berhati baik,” kata si gadis buta tersenyum.

Pangeran Buruk Rupa terharu mendengarnya.

Tak terasa, air matanya menetes.

Air mata itu jatuh ke mata si gadis buta.

Baca juga:  Ketika Berwudhu, Alif Membasuh Kaki Kanan dari Ujung Mata Kaki

Mendadak, ia bisa melihat kembali.

Betapa senangnya si gadis.

Air mata itu juga mematahkan kutukan yang diderita si pangeran.

Ia berubah kembali menjadi manusia.

Betapa bahagia keduanya.

Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia.

(Tamat)

Pesan moral: Baik buruk seseorang janganlah dinilai atau dilihat hanya dari penampilan luarnya saja.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka, Jakarta, Indonesia
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!