Burung yang Pincang (Cerita Rakyat Nusantara dari Sulawesi Selatan)

Loading

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

Oleh: Kak Nurul Ihsan

Dukung kami dengan donasi, infaq, sedekah jariyah, zakat, dan wakaf agar dapat terus update konten setiap hari di ebookanak.com dan elibrary.id.
Dukung kami dengan donasi, infaq, sedekah jariyah, zakat, dan wakaf agar dapat terus update konten setiap hari di ebookanak.com dan elibrary.id.

Di tepi hutan yang lebat, hiduplah kakek dengan seorang cucu yang pincang bernama Koko.

Si Kakek gemar sekali bercerita tentang hutan.

Pada suatu hari, Koko ingin ikut kakeknya masuk ke hutan.

Tetapi sang kakek melarangnya ikut, “Koko kan masih kecil. Hutan itu banyak bahayanya bagi seusiamu. Mungkin tahun depan, Koko baru bisa ikut Kakek ke hutan,” kata si Kakek.

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).
Cerita Rakyat Nusantara “Burung Pincang” dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

Setelah satu tahun lewat, Koko menagih janji kakeknya, “Sudah satu tahun lewat, Kek. Izinkan aku ikut ke hutan,” kata Koko.

“Tidak sekarang, Nak. Umurmu masih belum cukup,” sahut si Kakek.

Tetapi si Koko terus merengek dan memaksanya, sampai akhirnya si kakek membolehkannya ikut ke hutan.

“Kau boleh bermain di hutan, tapi jangan jauh-jauh dengan Kakek, ya.”

Wah, betapa senangnya Koko di hutan.

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).
Cerita Rakyat Nusantara “Burung Pincang” dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

Ia berlari dan bermain sepuasnya di hutan sampai melupakan pesan Kakek.

Saking asyiknya, ia bermain terlalu jauh ke tengah hutan, sehingga ia tak sadar terpisah dengan Kakek.

Ketika petang tiba, Koko baru menyadari, ia telah jauh terpisah dengan Kakek.

Baca juga:  Siti Sarah, Istri Nabi Ibrahim, Melahirkan Nabi Ishak

Dengan ketakutan, Koko mencari-cari dan berteriak-teriak memanggil Kakek.

Begitu pula Kakek sibuk mencari Koko.

Namun, mereka tak saling berjumpa sampai malam tiba.

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).
Cerita Rakyat Nusantara “Burung Pincang” dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

Dengan tak pernah lelah, Kakek terus mencari-cari Koko di hutan sampai berhari-hari lamanya.

Setelah seminggu mencari-cari Koko di hutan, barulah Kakek mendapat petunjuk.

Kakek mendengar suara burung yang aneh di tengah hutan.

“Moo … pooo … mo … pooo!”

Kakek melihat burung itu berkaki pincang.

Maka, teringatlah Kakek pada Koko yang pincang kakinya.

Dan suara burung itu mirip dengan panggilan Koko kepadanya, “Opoo,” yang artinya kakek.

Betapa sedihnya Kakek, setelah tahu cucu tersayangnya telah hilang di tengah hutan dan sekarang telah berubah menjadi seekor burung. ***

Pesan Moral:
Patuhilah nasehat orangtuamu. Bila belum tahu jalan, jangan bermain jauh-jauh karena bisa tersesat.

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).
Cerita Rakyat Nusantara “Burung Pincang” dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

https://wa.me/628156148165?&text=Download full ebook "101 Cerita Nusantara" (200 hal PDF) donasi Rp 50 ribu, Bank Syariah Indonesia (BSI): 7113717337, Yayasan Sebaca Indonesia. Setelah konfirmasi donasi, link ebook dikirim via WA ini. Terimakasih.
Download full ebook “101 Cerita Nusantara” (200 hal PDF) donasi Rp 50 ribu, Bank Syariah Indonesia (BSI): 7113717337, Yayasan Sebaca Indonesia. Setelah konfirmasi donasi, link ebook dikirim via WA ini. Terimakasih.

The Lame Bird (Indonesian Folklore from South Sulawesi)

On the edge of a dense forest, there lived a grandfather with a limping grandson named Koko.

Grandfather loved to tell stories about the forest.

Baca juga:  Ternyata Samudera Pasifik Menyimpan Air di Bumi Paling Banyak

One day, Koko wanted to go with his grandfather into the forest.

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).
Cerita Rakyat Nusantara “Burung Pincang” dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

But his grandfather forbade him to come, “Koko is still small. The forest has many dangers for your age. “Maybe next year, Koko will be able to go with Grandpa to the forest,” said Grandpa.

After one year had passed, Koko fulfilled his grandfather’s promise, “It’s been one year, Grandpa. “Let me go to the forest,” said Koko.

“Not now, son. “You’re still not old enough,” said the grandfather.

But Koko kept whining and forcing him, until finally the grandfather allowed him to go into the forest.

“You can play in the forest, but don’t go too far with Grandpa, okay?”

Wow, how happy Koko is in the forest.

He ran and played as much as he wanted in the forest until he forgot Grandpa’s message.

He was so engrossed that he played too far into the forest, so he didn’t realize he was separated from Grandpa.

Baca juga:  Kejujuran yang Menguntungkan

Cerita Rakyat Nusantara "Burung Pincang" dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).
Cerita Rakyat Nusantara “Burung Pincang” dari Sulawesi Selatan karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com).

When evening arrived, Koko realized that he was far apart from Grandpa.

Terrified, Koko looked around and screamed for Grandpa.

Likewise, Grandpa was busy looking for Koko.

However, they did not meet each other until night fell.

Never getting tired, Grandpa continued looking for Koko in the forest for days.

After a week of searching for Koko in the forest, Grandpa got a clue.

Grandpa heard a strange bird call in the middle of the forest.

“Moo… pooo… mo… pooo!”

Grandpa saw that the bird had a lame leg.

So, Grandpa remembered Koko who had a limping leg.

And the bird’s voice is similar to Koko’s call to him, “Opoo,” which means grandfather.

How sad Grandpa must have been, after finding out that his beloved grandson had been lost in the forest and had now turned into a bird. ***

Moral message:
Obey your parents’ advice. If you don’t know the way, don’t play far because you might get lost.

Baca, download, dan print konten ebook anak bergambar di elibrary.id dengan donasi sesuai kemampuan.
Baca, download, dan print konten ebook anak bergambar di elibrary.id dengan donasi sesuai kemampuan.

error: Content is protected !!