Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur)

Loading

Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) (2)

Ebook Karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com)

  • Download Full Ebook
  • Karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com)
  • Download dengan donasi
  • WA: 0815 6148 165

DOWNLOAD FULL EBOOK DENGAN DONASI: 0815 6148 165

Burung Pembangun Istana
(Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur)

Pada jaman dulu, hidup seorang petani dengan isteri dan empat belas anaknya.

Tujuh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan.

Walaupun mereka memiliki kebun yang besar, hasil kebun tersebut tidak mencukupi kebutuhan mereka.

Karena kebun mereka sering dirusak babi hutan.

Kemudian petani tersebut menugaskan anak laki-lakinya untuk bergiliran menjaga kebun mereka dari serangan babi hutan.

Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) (3)
Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com)

Namun, hanya Suri Ikun yang bersedia.

Keenam saudara laki-lakinya yang lain penakut dan berperangai buruk.

Suatu ketika, saudara tertuanya meminta Suri Ikun ikut bersamanya mencari golok milik ayahnya yang tertinggal di tengah hutan.

Saat itu, hari sudah mulai malam.

Di malam hari, hutan itu dihuni oleh para hantu jahat.

Dengan perasaan takut, Suri Ikun berjalan mengikuti kakaknya.

Ketika pulang, ia tidak tahu kalau kakaknya mengambil jalan lain menuju ke rumah mereka.

Tinggallah Suri Ikun yang makin lama makin masuk ke tengah hutan.

Baca juga:  101 Cerita Rakyat Nusantara dari Provinsi Jawa Timur | Bunga yang Menurunkan Para Raja | Kembang Wijaya Kusuma | E268.61

Baca, download, dan print konten ebook anak bergambar di elibrary.id dengan donasi sesuai kemampuan.
Baca, download, dan print konten ebook anak bergambar di elibrary.id dengan donasi sesuai kemampuan.

Berulang kali ia memanggil nama kakaknya.

Panggilan itu dijawab oleh hantu-hantu hutan.

Mereka sengaja menyesatkan Suri Ikun.

Setelah Suri Ikun berada di tengah hutan, hantu-hantu tersebut menangkapnya.

Karena dianggap masih kurus, Suri Ikun tidak langsung dimakannya.

Ia kemudian dikurung di dalam gua dan diberi makan dengan teratur.

Gua itu gelap sekali.

Namun, untunglah ada sebuah celah di sampingnya, sehingga Suri Ikun masih bisa melihat sinar matahari yang masuk ke dalam gua.

Dari celah tersebut Suri Ikun melihat ada dua ekor anak burung yang kelaparan.

Ia pun membagi makanannya dengan mereka.

Setelah sekian tahun, burung- burung itu tumbuh menjadi burung yang sangat besar dan kuat.

Mereka ingin membebaskan Suri Ikun.

Pada suatu ketika, hantu-hantu itu membuka pintu gua.

Dua burung tersebut menyerang dan mencederai hantu-hantu tersebut

Lalu mereka menerbangkan Suri Ikun ke daerah yang berbukit-bukit tinggi.

Dengan kekuatan gaibnya, burung-burung tersebut membangun istana lengkap dengan pengawal dan pelayan istana.

Di sanalah untuk selanjutnya Suri Ikun hidup berbahagia. ***

Pesan Moral: Suatu kebaikan akan berbuah keberuntungan.

Palace building bird
(Indonesian Folklore from East Nusa Tenggara)

In ancient times, there lived a farmer with his wife and fourteen children.

Baca juga:  Toba Menikahi Putri

Seven boys and seven girls.

Even though they have a large garden, the garden’s produce is not sufficient for their needs.

Because their gardens are often destroyed by wild boars.

Then the farmer assigned his sons to take turns guarding their garden from wild boar attacks.

However, only Suri Ikun was willing.

Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) (4)
Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com)

His other six brothers were timid and bad-tempered.

One day, his eldest brother asked Suri Ikun to come with him to look for his father’s machete which had been left in the middle of the forest.

At that time, it was already getting late.

At night, the forest is inhabited by evil ghosts.

Feeling afraid, Suri Ikun walked after his brother.

When he came home, he didn’t know that his brother had taken another route to their house.

All that remained was Suri Ikun, who increasingly entered the middle of the forest.

He repeatedly called his brother’s name.

Baca juga:  Tak Pernah ke Laut

The call was answered by the forest ghosts.

They deliberately misled Suri Ikun.

Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) (1)
Burung Pembangun Istana (Cerita Rakyat Nusantara dari Nusa Tenggara Timur) karya Kak Nurul Ihsan (ebookanak.com)

After Suri Ikun was in the middle of the forest, the ghosts caught him.

Because he was considered still skinny, he didn’t eat Suri Ikun straight away.

He was then locked in a cave and fed regularly.

The cave was very dark.

However, fortunately there was a gap beside him, so Suri Ikun could still see sunlight entering the cave.

From this gap, Suri Ikun saw two hungry baby birds.

He also shared his food with them.

After many years, the birds grew into very large and strong birds.

They want to free Suri Ikun.

One day, the ghosts opened the cave door.

The two birds attacked and injured the ghosts

Then they flew Suri Ikun to an area with high hills.

With their magical powers, the birds built a palace complete with bodyguards and palace servants.

It was there that Suri Ikun lived happily ever after. ***

Moral Message: Good luck will result in good luck.

error: Content is protected !!