Kapal Laut Nabi Yunus AS Kelebihan Muatan
- Updated: Juni 13, 2022
Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal.
Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.
Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk.
Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal.
Badai besar itu membuat kapal tidak stabil.
Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah.
Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut.
Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil.
Ternyata tidak demikian kenyataannya.
Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal.
Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian.
Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai.
Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah Yunus.
Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.
Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, Yunus.
Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas.
Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).”
Sumber dan Kontributor
- Ilustrasi: Uci Ahmad Sanusi/ebookanak.com
- Penyunting: ebookanak.com
- gramedia.com
Cloud Hosting Partner: