Keberanian Putri Bertopeng

Loading

Raja berpendapat kalau Putri Sesya akan selalu dilindungi oleh ketiga kakaknya.

Raja Bruno memiliki tiga putra dan seorang putri, yaitu Pangeran Karim, Pangeran Halim, Pangeran Ray, dan Putri Sesya.

Raja membekali ketiga putranya dengan banyak pelajaran.

Mereka belajar tentang pengetahuan alam, ilmu bela diri, dan peperangan, serta ilmu pemerintahan.

Namun, Raja Bruno tidak pernah mengajak Putri Sesya mempelajari semua itu.

Raja berpendapat kalau Putri Sesya akan selalu dilindungi oleh ketiga kakaknya.

Jadi, ia tidak perlu mempelajari semua itu.

Putri Sesya adalah anak yang tidak bisa diam.

Ia tidak mau menjadi putri yang bodoh dan tidak bisa apa-apa.

Ia juga tidak suka tergantung kepada orang lain.

Setiap hari, Putri Sesya menyiapkan semua kebutuhannya sendiri.

Baca juga:  Burung Bangau dan Kepiting (Dongeng India)

Ia juga sering mengikuti pelajaran ketiga kakaknya secara diam-diam.

Setelah pelajaran usai, Putri Sesya akan mengulang semuanya di kamarnya sendiri.

Tidak heran jika ia pun menguasai ilmu bela diri dan ilmu lain sama baiknya dengan ketiga kakaknya.

Suatu hari, rombongan kerajaan dihadang oleh pasukan kerajaan musuh di tengah gunung.

Pasukan istana berjuang melindungi raja dan keluarganya.

Ketiga kakak Putri Sesya pun turun bertempur melindungi raja.

Sayang, mereka semakin terdesak karena musuh datang membawa pasukan yang besar.

Saat itulah, seorang pejuang bertopeng maju ke depan kereta raja dan bertempur melawan musuh.

Permainan pedangnya sangat ahli.

Ia bisa bergerak lincah dan melompat ringan menghindari musuh.

Baca juga:  Macam-Macam Mimpi dalam Islam

Pasukan musuh mulai kewalahan menghadapinya.

Karena mendapatkan bantuan, pasukan raja kembali bersemangat.

Mereka pun melawan dengan berani.

Akhirnya, pasukan raja berhasil memukul mundur musuh. Raja Bruno dan ratu pun selamat.

Raja Bruno berterima kasih kepada pejuang bertopeng yang telah menyelamatkannya.

“Di mana kau belajar ilmu bela diri sebaik itu?” tanya sang Raja.

Pejuang itu membuka topengnya sambil berkata, “Aku mempelajarinya di istana Ayahanda Raja.”

Betapa terkejutnya Raja melihat pejuang bertopeng itu ternyata putri kesayangannya, Putri Sesya.

Mulai saat itu, Raja Bruno tidak pernah lagi membedakan pelajaran bagi Putri Sesya.

Ia berhak mengikuti semua pelajaran, sama seperti ketiga kakaknya.

(Tamat)

Pesan moral:

Baca juga:  Si Lebah dan Si Gajah (2)

Pria atau wanita memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk maju.

Kontributor:

  • Penulis: Mitha Yanuarti
  • Ilustrator: Nonoy
  • Desainer dan layouter: Yuyus Rusamsi
  • Penerbit: Transmedia Pustaka, Jakarta, Indonesia
  • Copyright: Nurul Ihsan/cbmagency.com

Loading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!