Salahuddin Al Ayyubi Sang Ksatria Perang Salib yang Lahir di Benteng Tikrit
- Updated: Juni 20, 2024
Salahuddin Al Ayyubi atau Sholahuddin Yusuf bin Ayyub lahir di Tikrit (wilayah Irak sekarang) pada tahun 1138.
Dia adalah panglima perang Muslim yang terkenal karena keberanian, kecerdasan dalam peperangan, sekaligus sifat pengampun dan kebijaksanaannya dalam memimpin.
Salahuddin juga pendiri Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, Irak, sebagian Yaman, Mekkah Hejaz, dan Diyar Bakr.
Salahuddin wafat pada tanggal 4 Maret 1193 di Damaskus, Suriah.
Masa Muda Sang Panglima Perang
Salahuddin berasal dari suku Kurdi.
Namun, dia lahir di benteng Tikrit karena ayahnya, Najmuddin Ayyub, pindah ke daerah itu.
Ayah dan pamannya, Asaduddin Syirkuh mengabdi kepada gubernur Turki Seljuk untuk kota Mousul, Irak.
Ayah Salahuddin kemudian diangkat sebagai gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat raja Suriah, Nuruddin Mahmud.
Salahuddin mengisi waktunya dengan mempelajari Islam, teknik dan strategi perang, serta politik.
Salahuddin kemudian melanjutkan pendidikannya di Damaskus.
Dia kemudian diangkat menjadi wazir pada tahun 1169.
Menjadi Sultan Mesir
Salahuddin ditugaskan untuk mempertahankan Mesir dari serbuan kerajaan Latin Jerusalem pimpinan Almarik I.
Tidak seorang pun menyangka bahwa Salahuddin mampu bertahan lama di Mesir.
Ketika Khalifah Mesir wafat, Salahuddin diangkat menjadi penguasa Mesir dan bertindak sebagai wakil dari Nuruddin Mahmud di Mesir.
Salahuddin memperbaiki kesejahteraan rakyat Mesir dan mengatur kembali kekuatan militer Mesir.
Setelah kematian Nuruddin, Salahuddin diangkat menjadi Sultan Mesir dan menyatakan kemerdekaan Mesir dari Turki Seljuk.
Dia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah, memperluas wilayahnya hingga sebelah barat wilayah Maghribi dan menaklukkan Yaman.
Perang Salib
Salahuddin berhasil mengalahkan serbuan para tentara salib dari Eropa.
Namun, dia sempat mundur dari pertempuran Montsigard melawan Kerajaan Jerusalem.
Akibatnya, Raynald of Chatillon, pemimpin Jerusalem, mengganggu jalur perdagangan kaum Muslim dan mengancam akan menyerang Mekkah dan Madinah.
Salahuddin bertindak dan menyerang serta menaklukkan Jerusalem dalam pertempuran Hattin.
Ketika Richard I dari Inggris yang menjadi musuhnya terluka, Salahuddin menawarkan pengobatan kepadanya.
Hal ini memperlihatkan kebesaran jiwa Salahuddin sebagai pemimpin.
(Mitha Yanuarti)