Selendang Putri Kencana (Cerita Rakyat Nusantara dari Sulawesi Barat)
- Updated: Januari 9, 2024
Download full ebook anak karya Kak Nurul Ihsan
Oleh: Kak Nurul Ihsan
SELENDANG PUTRI KENCANA
Cerita Rakyat Nusantara dari Sulawesi Barat
Alkisah pada zaman dulu di daerah Sulawesi Barat hidup seorang Pangeran Muda di sebuah istana yang dikelilingi oleh taman bunga dan pohon buah-buahan.
Di dalam taman itu terdapat sebuah kolam pemandian yang sangat bersih dan jernih airnya.
Pada suatu hari, saat gerimis turun, tampaklah pelangi di atas kolam istana.
Bersamaan dengan itu, muncullah tujuh ekor merpati putih.
Tiba-tiba ketujuh merpati itu menjelma menjadi bidadari yang cantik-cantik.
Dengan suka ria mereka pun mandi di kolam istana sambil memetik bunga dan buah-buahan.
Pangeran Muda sangat terpesona melihat kecantikan ketujuh bidadari itu.
Kemudian timbul keinginan untuk memperistri salah satu dari mereka.
Pangeran lalu mengambil dan menyembunyikan sebuah selendang milik Bidadari Kencana.
Karena selendangnya hilang, Bidadari Kencana tidak dapat terbang kembali ke kahyangan.
Bidadari Kencana akhirnya menjadi istri Pangeran Muda.
Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai seorang putra.
Pada suatu hari, ketika Bidadari Kencana sedang membersihkan kamar, ia tak sengaja menemukan selendangnya.
Oh, alangkah senang hati Bidadari Kencana.
“Aku akan kembali ke kahyangan sekarang juga,” katanya.
Dan ketika Pangeran Muda datang, Bidadari Kencana berpamitan pulang ke kahyangan sambil menyerahkan putranya.
“Seandainya kalian merindukan aku, pandanglah pelangi setiap kali muncul di hadapanmu.”
Ia terbang sambil mengipas-ngipaskan selendangnya.
Maka tinggallah sang Pangeran Muda bersama putranya di bumi.
Singkat cerita, sejak itu maka oleh masyarakat setempat gerakan Bidadari Kencana mengipas-ngipaskan selendangnya saat menyusuri pelangi diabadikan menjadi sebuah tarian yang indah yang disebut Tari Patuddu, salah satu tarian di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
Tarian ini biasanya digelar untuk menyambut kedatangan para tamu agung. ***
Pesan Moral: Mengambil milik orang lain tanpa meminta izin termasuk perbuatan berdosa dan melanggar hukum yang dilarang oleh agama maupun negara.
Pasang Iklan Termurah se-Indonesia!
PRINCESS KENCANA SHELF
Archipelago Folklore from West Sulawesi
Once upon a time, in the area of West Sulawesi, there lived a young prince in a palace surrounded by a garden of flowers and fruit trees.
In the park there is a bathing pool which has very clean and clear water.
One day, when it was drizzling, a rainbow appeared over the palace pool.
At the same time, seven white doves appeared.
Suddenly the seven doves transformed into beautiful angels.
They happily bathed in the palace pool while picking flowers and fruit.
The young prince was very fascinated by the beauty of the seven angels.
Then the desire arose to marry one of them.
The prince then took and hid a shawl belonging to Bidadari Kencana.
Because her shawl was lost, Bidadari Kencana could not fly back to heaven.
Bidadari Kencana finally became the wife of the Young Prince.
Several years later they were blessed with a son.
One day, when Bidadari Kencana was cleaning her room, she accidentally found her shawl.
Oh, how happy Bidadari Kencana is.
“I will return to heaven right now,” he said.
And when the young prince arrived, Bidadari Kencana said goodbye to heaven while handing over her son.
“In case you miss me, look at the rainbow every time it appears in front of you.”
He flew while fanning his shawl.
So the young prince lived with his son on earth.
Long story short, since then the local community has seen the movement of Bidadari Kencana fanning her shawl while walking along the rainbow immortalized into a beautiful dance called the Patuddu Dance, one of the dances in the Mandar area, West Sulawesi.
This dance is usually held to welcome the arrival of noble guests. ***
Moral Message: Taking other people’s property without asking permission is a sinful act and violates the law which is prohibited by religion and the state.